Dringo Obat Terbaik Untuk Demam Nifas
Nama Daerah : Dlingo, Dringo
Dringo (Acorus calamus L.) tumbuhan ini daunnya menyerupai daun bunga Iris, dan merupakan salah satu jenis Araceae. Di Indonesia jenis ini mempunyai beberapa nama daerah seperti dringo, dlingo, deringo, jarangau, jariangau, jeringau, dan areango. Tanaman ini merupakan terna— tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak membentuk kayu—tahunan dengan tinggi setengah hingga satu meter dengan perakaran kuat.
Rimpangnya berwarna merah jambu, dan bagian dalamnya putih. Daunnya berbentuk garis, lebar 1 - 1,5 centimeter, memanjang dengan pinggiran rata atau berombak. Tulang tengah daun kuat dan ujungnya lancip agak miring, baunya sangat harum. Bunganya berupa tongkol sepanjang 3 - 4,5 centimeter, di atas gagang yang panjangnya 20 -25 centimeter. Bunga-bunganya kecil, berwarna kuning kehijauan dan berbau harum. Buahnya adalah buah buni, berbentuk gasing yang berlendir dan jatuh bila telah masak. Di Jawa tanaman yang berbuah belum pernah dijumpai.
Tanaman ini berasal dari Asia yang beriklim sedang, meliputi India, sekitar Laut Hitam dan Laut Kaspia. Dari daerah tersebut tanaman menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tanaman ini menyukai tempat yang lembab dan berair. Di Jawa terdapat di ketinggian antara 275 - 2050 meter dari permukaan laut. Tanaman ini tumbuh di tepi-tepi parit, tepi kolam, di rawa atau pinggir sungai. Biasanya tumbuh secara liar, tetapi ada juga yang dibudidayakan.
Dringo berkembang biak dengan pecahan rumpun atau potongan rimpangnya. Dapat pula memperbanyak diri dengan biji, tetapi biji-biji ini jarang sekali dihasilkan. Biasanya ditanam di tepi kolam dan umumnya berbunga pada bulan Oktober.
Semua bagian tanaman ini memiliki manfaat. Rimpangnya mengandung senyawa kimia yang dipakai untuk bermacam-macam obat, juga untuk campuran beberapa minuman keras. Rimpang ini baunya sangat harum dan rasanya agak pahit. Akarnya digunakan sebagai bahan ramuan obat, juga untuk insektisida. Tepung akarnya dapat digunakan dalam bumbu dapur sebagai pengganti pala, jahe atau kulit manis. Juga dipergunakan untuk memberi aroma pasta gigi. Minyaknya dapat digunakan untuk minyak wangi. Bunganya yang masih muda dapat dimakan. Di Indonesia tanaman yang banyak memiliki manfaat dan mempunyai nilai ekonomis tinggi ini belum dikembangkan. (S-22/Puslitbang Biologi-LIPI)
Tinggi tumbuhan 55-80 cm, berakar rimpang.Daun berbentuk pita, tajam, agak lonjong ke ujung, panjang helaian 80 lembar, lebar 7-20 mm.Bunga majemuk tongkol, panjang 3-4,5 cm, panjang tangkai bunga 20-25 cm, sewaktu masih muda daun berwarna sangat kuning, setelah tua daun menjadi kuning pucat.
Dlingo telah ditanam orang India dan Cina sebelum orang Indonesia menanam secara luas.Biasa tumbuh liar dan tidak dirawat secara khusus.Cocok ditanam di tanah lempung atau di tanah aluvial ringan yang sedikit tergenang atau dapat diairi.Daerah yang dapat ditanami dari dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian 1800 m dpl.tempat hidup yang cocok adalah daerah yang basah, lembab, dan berawa.
Diperbanyak dengan rimpang bagian ujung yang berdaun.Tiap turus rimpang panjang 2,5 cm, terdiri atas 1-2 ruas.Daun turus rimpang dipotong pendek untuk mengurangi penguapan melalui daun.Akar serabut yang tua pada turus rimpang juga dibuang.
Pengolahan tanah dilakukan dengan membajak satu atau dua kali.Bila tanaman ditempat berawa-rawa, untuk memudahkan pemanenan rimpang, dipilih tempat yang dangkal dan jangan ditanam di tempat yang dalam.Ditanah yang tidak tergenang, sebelum dibajak tanahnya diairi terlebih dahulu.Rumput liar atau gulma dibuang atau bila cepat busuk dapat dibenamkan.
Pada tanah yang tergenang terus menerus, untuk memudahkan pemanenan dibuat bedengan setinggi permukaan air atau lebih, dibuat pada waktu pengolahan tanah.
Pemupukan dengan pupuk hijau dilakukan 2 minggu sebelum ditanam.Turus rimpang ditanam dengan jarak tanam, panjang 30 m, lebar 30 cm dengan bagian daun tegak.Tiap lubang dapat ditanami sampai 2 turus rimpang.
Pemeliharaan dilakukan dengan menyiangi dan mengairi, bila ditanam di tanah yang tidak tergenang.
Panen dapat dilakukan mulai umur 1 tahun atau lebih.cara panen rimpang dapat dilakukan dengan mencabut atau dengan memakai garpu.Rimpang yang telah dibongkar kemudian dikumpulkan, bagian ujung rimpang dipotong 2,5 cm untuk bahan tanaman.
Rimpang-rimpang yang telah dipotong ujungnya di cuci bersih dari lumpur yang melekat, akar serabutnya dibuang, setelah itu rimpang dijemur sampai kering hingga berat kering menjadi 20% dari berat basah.Hasil rimpang kering yang tidak dikupas dari tanaman yang berumur 1 tahun lebih kurang 1.500-2.500 kg/hektar, sedangkan bila panen dilakukan pada tanaman kurang dari 1 tahun, hasilnya berkurang, dan bila dipanen pada umur lebih dari 1 tahun, hasilnya meningkat.
Untuk tujuan penyulingan minyak, rimpang sewaktu dipanen hanya dibersihkan dari lumpur, daun dan akar serabut tidak dibuang agar tidak terjaid penguapan minyak atsiri melalui bekas potongan sewaktu proses pengeringan.Pengeringan dilakukan dengan diangin-anginkan.
Khasiat : Obat Demam Nifas
Dringo (Acorus calamus L.) tumbuhan ini daunnya menyerupai daun bunga Iris, dan merupakan salah satu jenis Araceae. Di Indonesia jenis ini mempunyai beberapa nama daerah seperti dringo, dlingo, deringo, jarangau, jariangau, jeringau, dan areango. Tanaman ini merupakan terna— tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak membentuk kayu—tahunan dengan tinggi setengah hingga satu meter dengan perakaran kuat.
Rimpangnya berwarna merah jambu, dan bagian dalamnya putih. Daunnya berbentuk garis, lebar 1 - 1,5 centimeter, memanjang dengan pinggiran rata atau berombak. Tulang tengah daun kuat dan ujungnya lancip agak miring, baunya sangat harum. Bunganya berupa tongkol sepanjang 3 - 4,5 centimeter, di atas gagang yang panjangnya 20 -25 centimeter. Bunga-bunganya kecil, berwarna kuning kehijauan dan berbau harum. Buahnya adalah buah buni, berbentuk gasing yang berlendir dan jatuh bila telah masak. Di Jawa tanaman yang berbuah belum pernah dijumpai.
Tanaman ini berasal dari Asia yang beriklim sedang, meliputi India, sekitar Laut Hitam dan Laut Kaspia. Dari daerah tersebut tanaman menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tanaman ini menyukai tempat yang lembab dan berair. Di Jawa terdapat di ketinggian antara 275 - 2050 meter dari permukaan laut. Tanaman ini tumbuh di tepi-tepi parit, tepi kolam, di rawa atau pinggir sungai. Biasanya tumbuh secara liar, tetapi ada juga yang dibudidayakan.
Dringo berkembang biak dengan pecahan rumpun atau potongan rimpangnya. Dapat pula memperbanyak diri dengan biji, tetapi biji-biji ini jarang sekali dihasilkan. Biasanya ditanam di tepi kolam dan umumnya berbunga pada bulan Oktober.
Semua bagian tanaman ini memiliki manfaat. Rimpangnya mengandung senyawa kimia yang dipakai untuk bermacam-macam obat, juga untuk campuran beberapa minuman keras. Rimpang ini baunya sangat harum dan rasanya agak pahit. Akarnya digunakan sebagai bahan ramuan obat, juga untuk insektisida. Tepung akarnya dapat digunakan dalam bumbu dapur sebagai pengganti pala, jahe atau kulit manis. Juga dipergunakan untuk memberi aroma pasta gigi. Minyaknya dapat digunakan untuk minyak wangi. Bunganya yang masih muda dapat dimakan. Di Indonesia tanaman yang banyak memiliki manfaat dan mempunyai nilai ekonomis tinggi ini belum dikembangkan. (S-22/Puslitbang Biologi-LIPI)
Botani
Tinggi tumbuhan 55-80 cm, berakar rimpang.Daun berbentuk pita, tajam, agak lonjong ke ujung, panjang helaian 80 lembar, lebar 7-20 mm.Bunga majemuk tongkol, panjang 3-4,5 cm, panjang tangkai bunga 20-25 cm, sewaktu masih muda daun berwarna sangat kuning, setelah tua daun menjadi kuning pucat.
Ekologi
Dlingo telah ditanam orang India dan Cina sebelum orang Indonesia menanam secara luas.Biasa tumbuh liar dan tidak dirawat secara khusus.Cocok ditanam di tanah lempung atau di tanah aluvial ringan yang sedikit tergenang atau dapat diairi.Daerah yang dapat ditanami dari dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian 1800 m dpl.tempat hidup yang cocok adalah daerah yang basah, lembab, dan berawa.
Budidaya
Diperbanyak dengan rimpang bagian ujung yang berdaun.Tiap turus rimpang panjang 2,5 cm, terdiri atas 1-2 ruas.Daun turus rimpang dipotong pendek untuk mengurangi penguapan melalui daun.Akar serabut yang tua pada turus rimpang juga dibuang.
Pengolahan tanah dilakukan dengan membajak satu atau dua kali.Bila tanaman ditempat berawa-rawa, untuk memudahkan pemanenan rimpang, dipilih tempat yang dangkal dan jangan ditanam di tempat yang dalam.Ditanah yang tidak tergenang, sebelum dibajak tanahnya diairi terlebih dahulu.Rumput liar atau gulma dibuang atau bila cepat busuk dapat dibenamkan.
Pada tanah yang tergenang terus menerus, untuk memudahkan pemanenan dibuat bedengan setinggi permukaan air atau lebih, dibuat pada waktu pengolahan tanah.
Pemupukan dengan pupuk hijau dilakukan 2 minggu sebelum ditanam.Turus rimpang ditanam dengan jarak tanam, panjang 30 m, lebar 30 cm dengan bagian daun tegak.Tiap lubang dapat ditanami sampai 2 turus rimpang.
Pemeliharaan dilakukan dengan menyiangi dan mengairi, bila ditanam di tanah yang tidak tergenang.
Cara panen
Panen dapat dilakukan mulai umur 1 tahun atau lebih.cara panen rimpang dapat dilakukan dengan mencabut atau dengan memakai garpu.Rimpang yang telah dibongkar kemudian dikumpulkan, bagian ujung rimpang dipotong 2,5 cm untuk bahan tanaman.
Rimpang-rimpang yang telah dipotong ujungnya di cuci bersih dari lumpur yang melekat, akar serabutnya dibuang, setelah itu rimpang dijemur sampai kering hingga berat kering menjadi 20% dari berat basah.Hasil rimpang kering yang tidak dikupas dari tanaman yang berumur 1 tahun lebih kurang 1.500-2.500 kg/hektar, sedangkan bila panen dilakukan pada tanaman kurang dari 1 tahun, hasilnya berkurang, dan bila dipanen pada umur lebih dari 1 tahun, hasilnya meningkat.
Untuk tujuan penyulingan minyak, rimpang sewaktu dipanen hanya dibersihkan dari lumpur, daun dan akar serabut tidak dibuang agar tidak terjaid penguapan minyak atsiri melalui bekas potongan sewaktu proses pengeringan.Pengeringan dilakukan dengan diangin-anginkan.
Khasiat : Obat Demam Nifas